(sumber gambar: money.kompas.com)
Social media atau nama singkatnya adalah sosmed merupakan salah
satu media yang merambah luas di kalangan masyarakat, muda-tua, pria-wanita,
marginal-metropolitan semuanya pasti kenal dengan makhluk yang bernama social media ini. Sebagai media yang
paling banyak dipergunakan oleh masyarakat luas, sosmed merupakan salah satu alternatif
media yang bisa kita gunakan untuk merefleksikan opini dan pandangan
masyarakat.
Contoh yang akan saya angkat kali
ini adalah mengenai topik Pandemi Covid-19. Penyakit yang disebabkan oleh
Corona Virus ini telah masuk keindonesia sejak Maret 2020 lalu dan masih
mewabah hingga tulisan ini saya post di blog saya, PemustakaWan. [semoga wabah ini segera berakhir ya Sob]
Melalui pengamatan sederhana
terhadap postingan-postingan yang ada di media social, baik itu Instagram, Facebook,
bahkan Youtube, bisa kita ketahui bersama bahwa media social telah memiliki “Dua
Muka” di tengah wabah Covid-19 ini. “Dua Muka” yang saya maksudkan disini tak lain
dan tak bukan adalah refleksi masyarakat atas kebijakan yang diberlakukan oleh
pemerintah untuk melakukan Social
Distancing dan Physical Distancing,
atau istilah jalanannya “Jaga Jarak”. Yakni ada satu sisi masyarakat yang pro
dengan kebijakan tersebut dan di satu sisi yang lainnya ada masyarakat yang
kontra dengan kebijakan tersebut.
Sebetulnya media yang menunjukkan
dua muka ini sudah tidak asing dan bahkan hal itu wajar. Mengapa?, karena
banyaknya orang yang menggunakan media social sudah pasti opini yang akan
muncul pun beragam, pada umumnya ada yang pro dengan suatu peristiwa dan ada
yang kontra dengan suatu peristiwa. Dalam konteks wabah Corona ini ya
menyangkut kebijakan pemerintah itu tadi.
Sebagai tukang sapu-sapu masjid
alias “Marbot”, fenomena dua muka tersebut benar-benar saya rasakan, terutama
yang berkaitan dengan ibadah. Bagaimana tidak, pemerintah telah menetapkan
kebijakan #dirumahaja dan #WorkFromHome sejak 16 Maret 2020 lalu dan masih
berlaku hingga sekarang dan hingga tulisan ini saya buat keadaan belum menunjukkan
penurunan. Fatwa MUI pusat pun sudah turun, salah satu poin fatwa MUI tersebut
adalah ditiadakannya sholat berjamaah di masjid, termasuk sholat jum’at dan
bahkan sholat Tarawih dan sholat Ied. Fatwa ini pun sudah didukung dengan
turunnya surat edaran dari kemenag nomor 6 tahun 2020. Itu artinya, aktivitas
keluar rumah (kecuali untuk keperluan yang tidak bisa ditangguhkan) termasuk
sholat berjamaah di masjid tidak diperkenankan oleh pemerintah. Sebagai among
masyarakat, sudah pasti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut sudah
melalui pembahasan yang panjang dan dengan segala pertimbangan baik buruknya.
Namun, satu sisi muka sosmed
menunjukkan respon yang sebaliknya. Beberapa kali saya menemukan cuplikan video
ceramah ataupun broadcase an pesan wa
yang merespon fatwa MUI tersebut dengan tindakan yang sebaliknya. Intinya adalah
mengajak masyarakat khususnya umat Islam untuk tetap melaksanakan sholat di
masjid.
Sebetulnya pembahasan mulai dari
sini cukup sensitif dan berat karena menyangkut banyak aspek, ada unsur instruksi
dari pemerintah, fatwa MUI, dan pendapat para ‘alim ulama.
Sebagai orang yang awam, saya
tidak bisa berkomentar banyak mengenai hal tersebut di atas, apalagi ilmu agama
saya masih minim, ilmu sosial saya di bidang ilmu perpustakaan pun juga belum
seberapa. Namun, yang ingin saya tekankan di sini adalah, waspada dan hati-hati
dalam menerima informasi. Baca dan teliti baik-baik informasi yang kita terima
di sosmed kita. Dan yang paling utama periksa siapa yang memberikan pernyataan
tersebut dan apa latar belakangnya, apakah yang bersangkutan berkompeten di bidang
yang dibicarakan atau tidak, periksa pula sumber informasinya. Sebab di tengah tekanan
wabah Corona ini, bisa jadi fokus kita tidak seperti biasanya karena adanya
kekhawatiran terhadap si Corona. Terlebih pada media social semua orang bisa
beropini di sana, iya jika yang disampaikan benar, jika salah atau bahkan hoax,
ya kita juga kan yang akan kena imbasnya.
Oleh karena itu, mari cerdas
bersosial media.
Salam, PemustakaWan :)
0 komentar:
Posting Komentar